Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri Ambulu Pada Pembelajaran Sejarah Melalui Penerapan Model Dua Tinggal Dua Tamu (Duti-Duta) Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019
DOI:
https://doi.org/10.0503/wp.v5i11.129Keywords:
kemampuan siswa, sejarah, model dua tinggal dua tamuAbstract
Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri Ambulu semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 masih belum maksimal. Guru masih terbiasa dengan metode konvensional, dan terkesan hanya mengejar target penyelesaian penyampaian materi. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, motivasi dan hasil belajar siswa, di samping karena faktor kemampuan siswa yang kurang pada penguasaan materi tersebut.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu: a). Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Ambulu pada pembelajaran menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Islam di Indonesia melalui penerapan model Dua Tinggal Dua Tamu (Duti-Duta). b). Mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Ambulu pada pembelajaran menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Islam di Indonesia melalui penerapan model Dua Tinggal Dua Tamu (Duti-Duta). c). Mendeskripsikan aktivitas guru pada pembelajaran menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Islam di Indonesia melalui penerapan model Dua Tinggal Dua Tamu (Duti-Duta).
Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Ambulu pada pembelajaran menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Islam di Indonesia dapat diwujudkan melalui penerapan model Dua Tinggal Dua Tamu (Duti-Duta). Pada siklus I aktivitas siswa secara klasikal yang tercapai sebanyak 4 indikator dari 6 indikator secara keseluruhan. Pada siklus II indikator akivitas belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 5 dari 6 indikator. Sedangkan, kemampuan siswa pada pembelajaran menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Islam di Indonesia mengalami peningkatan dari ketuntasan klasikal sebesar 55,6% pada prasiklus, meningkat menjadi sebesar 77,8% pada siklus I. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan menjadi sebesar 94,4%.
References
Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Bektiarso, S. 2000. Pentingnya konsep awal dalam pembelajaran Sejarah. Jurnal Saintifika.1.No.1:11-20.
Chulsum dan Novia. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Model Pembelajatan Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. 2005. Proses Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kunandar, S.Pd., M.Si. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lie, A. 2007. Cooperatifve Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Impelementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Prenada Media Grup.
Slavin, R 2009. Cooperative Learning: Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sunarti, E. 2005. Menggapai Kekuatan Cerita: Panduan Bagi Orang Tua Dalam Membentuk Katakter Anak Sejak Dini Melalui Cerita. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Usman, M. U. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Wardani, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Peraturan perundang-undangan Sisdiknas. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: DIKBUD.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Miswanto

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.